Pages

Thursday, November 26, 2009

ISLAM AMERIKA

Orang-orang amerika dan konco-konconya sekarang ini amat memperhatikan Islam. mereka memerlukan Islam untuk memerangi komunisme di timur tengah, setelah mereka memerangi Islam selama sembilan abad atau lebih, yaitu semenjak perang salib. mereka sekarang memerlukan Islam, seperti mereka juga memerlukan orang jepang, jerman dan itali yang telah mereka hancurkan dalam perang yang baru lalu. sekarang orang amerika mencoba dengan segala cara yang mungkin agar negara-negara itu dapat berdiri di atas kaki sendiri, agar mereka dapat menahan caplokan komunisme. mungkin besok mereka (amerika) akan menghancurkan negara-negara itu sekali lagi, kalau mereka mampu melakukannya.



Islam yang diinginkan amerika dan konco-konconya di timur tengah, bukan Islam yang menentang penjajahan, bukan Islam yang menentang kediktatoran, tetapi Islam yang menentang komunisme saja. mereka tidak ingin Islam memerintah, mereka tidak tahan kalau Islam memerintah, karena kalau Islam memerintah akan membangkitkan bangsa-bangsa sekali lagi. Ia akan mengajarkan kepada bangsa-bangsa itu bahwa mempersiapkan kekuatan adalah suatu kewajiban, bahwa memburu penjajah itu suatu kewajiban, dan bahwa komunisme itu, seperti juga halnya dengan penjajahan, adalah penyakit menular. keduanya itu musuh. keduanya itu agresi.



Jadi amerika dan konco-konconya di timur tengah menginginkan suatu Islam yang bersifat amerika. dan dari sinilah bertolaknya gelombang Islam ke segenap penjuru. pembicaraan tentang Islam dalam surat-surat kabar mesir, masalah-masalah tentang agama kadang-kadang memenuhi satu halaman, yaitu dalam surat-surat kabar yang satu hari pun tidak pernah merasa cinta kepada Islam atau mempunyai pengetahuan tentang Islam. penerbit-penerbit, di antaranya ada yang terkenal ke-amerikaannya, tiba-tiba saja menyadari bahwa Islam harus menjadi pokok persoalan bagi buku bulan ini. penulis-penulis yang di masa-masa sebelumnya terkenal sebagai propagandis pihak sekutu, mulai menulis kembali tentang Islam, setelah mereka memberikan perhatian kepada Islam di zaman perang yang lalu, tetapi setelah pihak sekutu menang mereka tidak pernah menulis lagi tentang Islam. pemuka-pemuka agama profesional mulai memperoleh uang yang banyak sekali, memperoleh kehormatan dan kekuasaan, dan perlombaan antara Islam dan komunisme diberi hadiah yang cukup besar. (Tulisan ini ditulis di akhir bulan Juni 1952).



Tetapi yang berjuang menentang penjajahan, sebagaimana ia berjuang menentang komunisme, tidak ada orang di antara mereka itu membicarakannya. Islam yang memerintah kehidupan dan mengendalikannya, tidak pernah dikemukakan oleh orang-orang ini.



Islam harus memberikan fatwanya agar kehamilan dilarang. Islam harus memberikan fatwanya tentang bolehnya wanita masuk parlemen. Islam dimintakan fatwanya tentang apa saja yang membatalkan wudhu. tetapi Islam sama sekali tidak boleh dimintakan fatwanya untuk masalah-masalah politik dan nasional atau mengenai hubungan antara kita dengan penjajah.



Demokrasi dalam Islam, kebaikan dalam Islam, dan keadilan dalam Islam, boleh menjadi topik sebuah buku atau suatu majalah. tetapi memerintah dengan Islam, tidak boleh disentuh oleh sebuah pena pun, pembicaraan atau suatu fatwa.



Setelah itu, pernah terjadi bahwa Islam amerika ini pernah mengenal sesuatu dalam Islam yang bernama zakat. Ia mengetahui bahwa zakat ini mungkin dapat membendung aliran komunisme, kalau Timur sekali lagi melaksanakannya. Karena ini, Pusat Studi Kemasyarakatan yang di adakan di mesir tahun lalu mulai memperhatikan cerita zakat ini, atau mempelajari masalah solidaritas sosial dalam Islam.



Karena amerikalah yang berdiri di belakang Pusat Studi Kemasyarakatan ini, maka pihak yang berwajib di mesir menganggap tidak perlu menghentikan cerita zakat ini, sebagaimana mereka menghentikan Abul Hamid Abdul Hak ketika ia mempunyai gagasan kea rah ini, padahal ia adalah menteri Urusan Sosial. Pihak yang berwenang dapat menghentikan masalah zakat ini kalau yang menyuruhnya adalah Allah. Tetapi kalau yang memberikan perintah itu orang-orang amerika, maka apa yang dapat mereka lakukan adalah patuh dan melaksanakan segala perintah.



Walaupun demikian, di mesir telah tersusun sebuah panitia yang terdiri dari guru-guru besar hokum Islam di universitas, sebahagian pemuka al-Azhar, beberapa orang Pasha, untuk mempelajari masalah solidaritas sosial dalam Islam, terutama masalah zakat, bukan untuk mencari keridhaan Allah, bukan untuk kepentingan tanah air, tetapi untuk mencari keridhaan orang-orang amerika, dan untuk kepentingan Pusat Studi Kemasyarakatan.



Disinilah mulai tampak bahayanya. Orang-orang amerika kalau mereka benar-benar mengetahui hakekat solidaritas sosial dalam Islam tentulah mereka akan memaksakannya untuk seluruh timur tengah, karena mereka tidak akan menemui suatu penghalang yang lebih kuat dari itu dalam menghadapi komunisme. Solidaritas dalam Islam mewajibkan kewajiban-kewajiban tertentu terhadap harta benda. Ada hak-hak yang harus di laksanakannya. Dunia mengakui hak hidup untuk jutaan orang. Tanpa ini maka leher akan putus-putus. Karena itu harus segala sesuatunya di mobilisir untuk kepentingan amerika. Teks-teks harus di putar-putar. Kewajiban yang dibebankan Islam atas harta benda harus di ringankan. Karena itu panitia itu harus mengeluarkan putusannya tentang zakat dengan warna yang pucat yang hanya menyinggung masalah-masalah yang tidak pokok. Ia hanya boleh menyentuh harta benda dengan tangan yang di balut sutera.



Kalau persoalannya adalah persoalan Allah dan agama, maka itu akan mudah sekali, tetapi persoalannya sekarang adalah persoalan orang amerika. Apa yang ditetapkan hokum Islam berbeda dengan apa yang di tetapkan Pusat Studi Kemasyarakatan. Pusat itu tidak harus mengetahui rahasia Islam yang tidak diketahuinya. Kalau memang begitu tentulah akan diwajibkannya kepada pemeluk agama Islam.



Tetapi beberapa orang anggota Panitia yang keras kepala dan sombong, yang tidak tahu bagaimana menyembunyikan teks-teks agama, dan tidak tahu bagaimana caranya percaya kepada sebagian Al-Qur’an dan tidak percaya kepada sebagian yang lain, dan tidak tahu pula bagaimana caranya menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, maka mereka ini masih saja bersikeras untuk memperlihatkan kepada orang-orang amerika rahasia yang penting ini, sedangkan anggota-nggota yang lain menolak dengan keras pula pendapat yang pertama ini. Hanya Tuhanlah yang tahu bagaimana masalah ini nantinya.



Hal ini adalah suatu hal yang menggelikan, malah suatu tragedy. Tetapi yang baik tentang hal ini adalah bahwa Islam itu mempunyai penolong-penolongnya, yaitu orang-orang yang hanya berusaha sendirian untuknya, dan dengan itu pula mereka menghadapi penjajahan, kediktatoran dan komunisme. Para pendukung Islam mengetahui bahwa Islam itu harus memerintah dahulu sebelum dapat memberikan buahnya secara sempurna. Para pendukungnya ini tidak dapat ditipu oleh persahabatan kaum salib yang dimasukkan ke dalam Islam, padahal mereka telah memerangi Islam itu semenjak Sembilan ratus tahun.



Para pendukung Islam ini tidak menuntut atas nama Islam karena keinginan berbuat baik dan amal santunan. Tetapi mereka menuntutnya atas nama keadilan sosial yang lengkap dan menyeluruh. Mereka tidak menjadikan Islam itu sebagai alat untuk memberikan jasa kepada penjajahan dan kediktatoran. Dengan Islam itu mereka ingin untuk menciptakan keadilan, kemuliaan dan ketinggian martabat. Mereka tidak menjadikan Islam itu sebagai tirai bagi suatu propaganda, tetapi mereka menjadikannya sebagai tameng dalam berjuang untuk menegakkan kebenaran dan mencari ketinggian.



Tetapi peranan biro iklan yang mengiklankan Islam dewasa ini, orang-orang yang memperjual-belikan agama di segenap penjuru Timur Tengah, orang-orang yang mencari keuntungan dengan jalan mempermainkan Islam, seperti yang dilakukan pawing ular, maka semua mereka ini adalah ibarat buih yang akan hilang sirna dengan sendirinya, kalau masa pasang naik itu telah dating. Pasang naik itu akan dating jauh lebih cepat dari yang diperkirakan kebanyakan orang. Mereka memandangnya sebagai suatu hal yang jauh sekali, sedangkan kita melihatnya sebagai suatu hal yang dekat sekali.

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.” (QS An-Nuur : 55)

*Sumber: buku BEBERAPA STUDI TENTANG ISLAM – Sayyid Qutb*

0 komentar:

Post a Comment