Pages

Monday, November 30, 2009

Wasiat Asy-Syahid Dr. Abdullah Azzam

Wahai Para Da’i Islam!
Carilah kematian niscaya anda akan dikaruniai kehidupan. Janganlah anda sampai tertipu oleh angan-angan kalian. Janganlah anda sampai tertipu oleh buku-buku yang anda baca dan amalan-amalan sunnah yang anda lakukan sehingga anda melupakan kewajiban besar.

Wahai Para Ulama Islam!
Majulah kalian untuk memimpin generasi yang ingin kembali kepada Rabb-nya ini. Janganlah kalian cenderung kepada kehidupan dunia.

Wahai Kaum Muslimin!
Telah lama kalian tidur nyenyak, sehingga kerusakan merajalela di negeri kalian.

Wahai Kaum Wanita!
Jauhilah kehidupan mewah dan megah karena kemewahan itu musuh disamping akan merusak jiwa manusia. Hindarilah barang-barang yang tidak terlalu penting dan cukupkanlah dengan kebutuhan-kebutuhan primer.
Binalah anak-anak kalian untuk menjadi orang yang berani dan siap berjihad.


Tanamkanlah pada jiwa anak-anak kalian cinta Jihad dan perjuangan. Hiduplah dengan penuh perhatian terhadap problematika kaum Muslimin. Biasakanlah paling tidak sehari dalam sepekan hidup menyerupai kehidupan kaum Muhajirin dan Mujahidin yang hanya memakan sekerat roti kering dan beberapa teguk air.

Wahai Anak-Anak!
Jauhkanlah diri kalian dari bualan lagu-lagu dan musik-musik orang-orang pengumbar nafsu. Jauhkanlah punggung kalian dari kasur orang-orang yang hidup bemewah-mewahan.

Wahai Ummu Muhammad! (Istri Abdullah Azzam)
Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan sebanyak-banyaknya atas apa yang telah engkau lakukan kepadaku dan kepada kaum Muslimin.
Engkau telah bersabar hidup bersamaku setelah sekian lama merasakan manis pahitnya kehidupan. Engkau telah memberikan dukungan yang sangat berarti bagiku untuk berjalan di atas perjalanan yang penuh berkah ini dalam berjuang di medan Jihad.


Ke atas pundakmulah aku serahkan tanggung jawab keluarga pada tahun 1969, ketika kita baru mempunyai dua anak dan seorang bayi. Engkau hidup dalam sebuah kamar kecil yang terbuat dari tanah liat, tanpa dapur dan alat pemanas (untuk menghadapi musim dingin).
Kemudian aku serahkan ke atas pundakmu segala urusan rumah tangga ketika beban semakin berat, keluarga semakin bertambah, anak-anak bertambah besar dan tamu-tamu bertambah banyak, tetapi engkau tetap tabah menghadapi semuanya.
Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan sebanyak-banyaknya atas apa yang telah engkau lakukan untukku.


Sesungguhnya kehidupan jihad adalah kehidupan yang paling lezat. Kesabaran menghadapi kesulitan lebih manis daripada hidup bergemilang kemewahan dan kemegahan.
Pertahankanlah hidup zuhud niscaya Allah mencintaimu, dan janganlah engkau menginginkan apa yang ada di tangan orang lain, niscaya mereka akan mencintaimu.


Al-Quran adalah kenikmatan dan teman hidup. Bangun malam, shiam sunnah dan istighfar di waktu pagi akan membuat hati menjadi bersih dan menjadikan engkau merasakan manisnya ibadah.
Bertemanlah dengan wanita-wanita shalihah, tidak berambisi kepada kehidupan dunia dan menjauhi kemewahan dan cinta dunia, akan memberikan ketenangan hati.


Semoga Allah mempertemukan dan menghimpun kita di Surga Firdaus, sebagaimana Allah menghimpun kita di dunia.

Wahai Kalian Anak-Anakku!
Sesungguhnya kalian tidak mendapatkan perhatianku kecuali sedikit. Kalian tidak memperoleh pembinaan dariku kecuali sedikit. Ya, aku tidak memberikan perhatian kepada kalian.


Tetapi apa yang dapat aku lakukan sementara malapetaka terhadap kaum Muslimin membuat orang hamil melahirkan kandungannya dan musibah yang menimpa Umat Islam membuat rambut bayi-bayi beruban.
Demi Allah, aku tidak kuasa hidup tenang sementara api malapetaka membakar hati kaum Muslimin.
Aku tidak rela hidup di tengah-tengah kalian menikmati hidangan lezat. Demi Allah, sejak dulu aku membenci kemewahan, baik dalam pakaian, makanan ataupun tempat tinggal. Aku berusaha mengangkat kalian ke tingkat orang-orang zuhud dan aku jauhkan kalian dari lumpur kemewahan.


Aku wasiatkan kepada kalian agar berpegang teguh kepada Aqidah Salaf (Ahlussunnah wal-Jama’ah) .
Jauhkanlah diri kalian dari sikap berlebih-lebihan. Baca dan hafalkanlah Al-Quran.
Jagalah lisan, bangunlah malam, lakukanlah puasa sunnah, bergaul-lah dengan orang-orang baik, aktiflah bersama gerakan Islam.


Aku wasiatkan kepada kalian wahai anak-anakku agar kalian ta’at pada ibu kalian dan menghormati saudara-saudara perempuan kalian (Ummul Hasan dan Ummul Yahya). Carilah ilmu syar’i yang bermanfaat. Ta’atilah saudara kalian yang terbesar (Muhammad) dan hormatilah dia.
Aku wasiatkan kalian agar saling mencintai sesama kalian. Berbuat baiklah kepada nenek dan kakek kalian (Ummu Faiz dan Ummu Muhammad), karena keduanya-lah, setelah Allah, banyak berjasa baik kepadaku. Sambunglah hubungan keluarga kita dan berbuat baiklah kepada keluarga kita. Penuhilah hak persahabatan kita kepada orang yang bersahabat demi kita.

Maha Suci Engkau Ya Allah, dan Maha Terpuji Engkau. Aku bersaksi bahwa tiada Ilah kecuali Engkau. Aku memohon ampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu.


*Wasiat ini ditulis oleh Sheikh Abdullah Azzam semasa jihad Afghanistan melawan Uni Soviet masih berlangsung*

Tidak Boleh Menyembunyikan Ilmu

"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang."


Laknat yang berasal dari Allah adalah diusir dan dijauhkan dari kebaikan, sedangkan laknat yang berasal dari makhluk adalah cacian dan celaan serta mendoakan keburukan bagi orang yang dilaknat serta mempersulitnya dan menyelisihinya disertai kemunkaran kepadanya dan berlepas diri darinya.

Dan yang dimaksud dengan firman Allah "mereka yang melaknat" adalah segala sesudah yang dapat memberi laknat, dan ini telah datang penjelasannya sesudah ayat itu didalam firman-Nya: "Sesungguhnya orang-orang kafir dan mati sedangkan mereka berada dalam kekafiran merekalah yang akan ditimpa oleh laknat Allah, malaikat dan manusia seluruhnya."

Ayat ini telah menjelaskan bahwa menyembunyikan penjelasan-penjelasan dan petunjuk termasuk dosa-dosa besar yang karenanya Allah telah mewajibkan bagi pelakunya laknat. Dan segala sesuatu yang berhubungan dengan Dien dan dibutuhkan oleh mukallaf maka tidak boleh untuk disembunyikan, dan barang siapa yang menyembunyikannya sesungguhnya kesalahannya sangat besar.

Dan firman Allah: "Sesungguhnya orang-orang yang bertaubat dan berbuat kebaikan serta menerangkan (kebenaran).". Menunjukkan bahwa tidak cukup di dalam taubat itu bagi seseorang untuk mengatakan sesungguhnya aku telah bertaubat akan tetapi wajib baginya setelah bertaubat untuk mengubah keadaan sebelum itu, apabila ia seorang yang murtad maka ia mesti kembali kepada Islam serta melaksanakan syariat-syariatnya, dan jika ia termasuk orang yang berbuat maksiat mestinya ia menampakkan amal-amal shaleh serta menjauhi orang-orang yang berbuat kerusakan.

Firman Allah: "dan mereka yang menjelaskan (kebenaran)", yakni mereka menjelaskan apa yang mereka sembunyikan daripada ilmu. Sedangkan yang dimaksud dengan menyembunyikan adalah: tidak mau menampakkan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia, serta segala sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk ditampakkan, sebab jika sesuatu yang tidak ditampakkan itu bukan hal yang perlu maka seorang melakukannya tidak dianggap sebagai seorang yang menyembunyikan. dan oleh karena apa yang diturunkan oleh Allah dari pada penjelasan-penjelasan dan petunjuk merupakan hal-hal yang sangat dibutuhkan dalam Dien maka orang-orang yang mengetahuinya dan tidak menampakkan disifati dengan orang-orang yang menyembunyikannya.

"Firman Allah: "Dan ingatlah ketika Allah mengambil perjanjian dengan orang-orang yang diberikan Al-Kitab agar mereka menjelaskan kepada manusia dan tidak menyembunyikannya."
Sehubungan dengan masalah betapa pentingnya untuk menjelaskan ilmu yang andaikata tidak disebutkan padanya ancaman, maka cukuplah firman Allah SWT: "Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang Dien dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya." (At-Taubah : 122)
Dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: "Barangsiapa yang menyembunyikan suatu ilmu yang ia ketahui maka ia datang pada hari kiamat dengan dikekang daripada kekang api neraka."
Adapun Abu Hurairah adalah yang mengatakan sebagaimana disebutkan di dalam dua kitab shahih: "Sesungguhnya manusia mengatakan "Abu Hurairah telah banyak meriwayatkan hadits. andaikata bukan karena dua ayat di dalam Al-Qur'an niscaya aku tidak akan menceritakan satu haditspun, kemudian beliau membaca firman Allah : "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk", dan firman Allah : "Dan ingatlah ketika Allah mengambil perjanjian dengan orang-orang yang diberikan Al-Kitab agar mereka menjelaskan kepada manusia dan tidak menyembunyikannya."

Mengambil upah terhadap pengajaran agama

Para ulama telah berhujjah dengan ayat ini bahwasanya tidak boleh bagi seseorang untuk mengambil upah dalam mengajarkan agama, karena ayat ini menunjukkan wajibnya untuk melakukan pengajaran maka mengambil upah dari perbuatan itu termasuk mengambil upah atas sesuatu yang wajib dan yang demikian itu tidak dibolehkan. Pendapat ini didukung pula oleh firman Allah: "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa yang diturunkan oleh Allah berupa Al-Kitab dan menjualnya dengan harga yang sangat sedikit". Makna yang terkuat (zhahir) dari pada ayat ini menjelaskan tentang larangan mengambil upah dalam mengajarkan ilmu dan sekaligus larangan terhadap menyembunyikan ilmu itu sendiri. sebab firman-Nya : "Dan mereka menjualnya dengan harga yang sedikit" merupakan larangan dari pada mengambil harga atau upah atas suatu ilmu dari segala segi serta dalam segala keadaan.

Kapan ilmu itu wajib disampaikan

Adapun permasalah tentang kapan ilmu itu wajib disampaikan adalah suatu permasalahan yang telah diperdebatkan oleh ulama, dan sebagai kesimpulannya adalah apa yang disebutkan oleh Ibnul Arabi dikitabnya (Ahkam Al-Qur'an) dimana beliau berkata: "Kesimpulan dari pada maksud ayat ini adalah: bahwasanya seorang yang alim jika dia bermaksud untuk menyembunyikan ilmunya maka sesungguhnya dia telah bermaksiat, akan tetapi jika hal itu tidak disengaja olehnya maka tidak mesti baginya untuk menyampaikan apabila ia mengetahui bahwasanya ada bersamanya orang lain yang dapat menyampaikan ilmu itu."

Berkata Utsman ra: "Sesungguhnya aku akan menceritakan kepada kalian suatu hadits, andaikata bukan karena suatu ayat di dalam Al-Qur'an niscaya aku tidak akan menceritakannya kepada kamu, ayat itu adalah: "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati."

Dan biasanya Abu Bakar dan Umar tidak menceritakan segala sesuatu yang mereka dengar dari Nabi SAW kecuali hal itu dibutuhkan. Sedangkan Az-Zubair adalah orang yang sangat sedikit meriwayatkan hadits karena beliau khawatir akan terjerumus pada perbuatan dusta. Akan tetapi mereka beranggapan bahwasanya ilmu telah menyebar pada mereka semua maka salah seorang diantara mereka melakukan tabligh (menyampaikan ilmu) apabila yang lain meninggalkannya.

Apabila dikatakan menyampaikan ilmu merupakan hal yang utama atau fardhu, dan jika demikian, mengapa ada diantara para sahabat yang tidak melakukannya seperti Abu Bakar, Umar, Zubair, dan yang lainnya dan jika menyampaikan ilmu itu suatu keutamaan, maka mengapa mereka banyak yang meninggalkannya?
Jawabannya: Bahwasanya barang siapa yang ditanya tentang suatu ilmu maka telah wajib baginya untuk menyampaikan ilmu berdasarkan ayat ini, dan berdasarkan apa yang telah diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan 'Amr bin 'Ash bahwasanya Nabi bersabda: "Barangsiapa yang menyembunyikan suatu ilmu yang ia ketahui maka ia datang pada hari kiamat dengan dikekang daripada kekang api neraka.". Adapun orang yang tidak ditanya maka tidak wajib baginya untuk menyampaikan ilmu kecuali tentang Al-Qur'an saja. Dan telah berkata As-Sihnun: "Sesungguhnya hadits Abu Hurairah dan Amr bin Ash ini hanya menjelaskan tentang masalah persaksian saja."

Adapun pendapat yang menurutku adalah apa yang telah kami isyaratkan sebelum ini bahwasanya apabila ada orang yang menyampaikan ilmu tersebut, maka gugurlah kewajiban itu karena perbuatannya, dan jika tidak ada orang lain yang dapat menyampaikan ilmu selain dia maka wajib baginya untuk menyampaikan ilmu itu. Dan telah diriwayatkan dari Rasulullah SAW suatu riwayat yang menerangkan tentang keutamaan menyampaikan ilmu, yang mana Beliau bersabda: "Semoga Allah memberi kecerahan kepada seseorang yang mendengar perkataan itu lalu memahaminya dan menyampaikannya sebagaimana ia mendengarnya."


*(sumber: buku Al Amru Bil Ma'ruf Wannahyi Anil Munkar - Ibn Taimiyah)*

Thursday, November 26, 2009

ISLAM AMERIKA

Orang-orang amerika dan konco-konconya sekarang ini amat memperhatikan Islam. mereka memerlukan Islam untuk memerangi komunisme di timur tengah, setelah mereka memerangi Islam selama sembilan abad atau lebih, yaitu semenjak perang salib. mereka sekarang memerlukan Islam, seperti mereka juga memerlukan orang jepang, jerman dan itali yang telah mereka hancurkan dalam perang yang baru lalu. sekarang orang amerika mencoba dengan segala cara yang mungkin agar negara-negara itu dapat berdiri di atas kaki sendiri, agar mereka dapat menahan caplokan komunisme. mungkin besok mereka (amerika) akan menghancurkan negara-negara itu sekali lagi, kalau mereka mampu melakukannya.



Islam yang diinginkan amerika dan konco-konconya di timur tengah, bukan Islam yang menentang penjajahan, bukan Islam yang menentang kediktatoran, tetapi Islam yang menentang komunisme saja. mereka tidak ingin Islam memerintah, mereka tidak tahan kalau Islam memerintah, karena kalau Islam memerintah akan membangkitkan bangsa-bangsa sekali lagi. Ia akan mengajarkan kepada bangsa-bangsa itu bahwa mempersiapkan kekuatan adalah suatu kewajiban, bahwa memburu penjajah itu suatu kewajiban, dan bahwa komunisme itu, seperti juga halnya dengan penjajahan, adalah penyakit menular. keduanya itu musuh. keduanya itu agresi.



Jadi amerika dan konco-konconya di timur tengah menginginkan suatu Islam yang bersifat amerika. dan dari sinilah bertolaknya gelombang Islam ke segenap penjuru. pembicaraan tentang Islam dalam surat-surat kabar mesir, masalah-masalah tentang agama kadang-kadang memenuhi satu halaman, yaitu dalam surat-surat kabar yang satu hari pun tidak pernah merasa cinta kepada Islam atau mempunyai pengetahuan tentang Islam. penerbit-penerbit, di antaranya ada yang terkenal ke-amerikaannya, tiba-tiba saja menyadari bahwa Islam harus menjadi pokok persoalan bagi buku bulan ini. penulis-penulis yang di masa-masa sebelumnya terkenal sebagai propagandis pihak sekutu, mulai menulis kembali tentang Islam, setelah mereka memberikan perhatian kepada Islam di zaman perang yang lalu, tetapi setelah pihak sekutu menang mereka tidak pernah menulis lagi tentang Islam. pemuka-pemuka agama profesional mulai memperoleh uang yang banyak sekali, memperoleh kehormatan dan kekuasaan, dan perlombaan antara Islam dan komunisme diberi hadiah yang cukup besar. (Tulisan ini ditulis di akhir bulan Juni 1952).



Tetapi yang berjuang menentang penjajahan, sebagaimana ia berjuang menentang komunisme, tidak ada orang di antara mereka itu membicarakannya. Islam yang memerintah kehidupan dan mengendalikannya, tidak pernah dikemukakan oleh orang-orang ini.



Islam harus memberikan fatwanya agar kehamilan dilarang. Islam harus memberikan fatwanya tentang bolehnya wanita masuk parlemen. Islam dimintakan fatwanya tentang apa saja yang membatalkan wudhu. tetapi Islam sama sekali tidak boleh dimintakan fatwanya untuk masalah-masalah politik dan nasional atau mengenai hubungan antara kita dengan penjajah.



Demokrasi dalam Islam, kebaikan dalam Islam, dan keadilan dalam Islam, boleh menjadi topik sebuah buku atau suatu majalah. tetapi memerintah dengan Islam, tidak boleh disentuh oleh sebuah pena pun, pembicaraan atau suatu fatwa.



Setelah itu, pernah terjadi bahwa Islam amerika ini pernah mengenal sesuatu dalam Islam yang bernama zakat. Ia mengetahui bahwa zakat ini mungkin dapat membendung aliran komunisme, kalau Timur sekali lagi melaksanakannya. Karena ini, Pusat Studi Kemasyarakatan yang di adakan di mesir tahun lalu mulai memperhatikan cerita zakat ini, atau mempelajari masalah solidaritas sosial dalam Islam.



Karena amerikalah yang berdiri di belakang Pusat Studi Kemasyarakatan ini, maka pihak yang berwajib di mesir menganggap tidak perlu menghentikan cerita zakat ini, sebagaimana mereka menghentikan Abul Hamid Abdul Hak ketika ia mempunyai gagasan kea rah ini, padahal ia adalah menteri Urusan Sosial. Pihak yang berwenang dapat menghentikan masalah zakat ini kalau yang menyuruhnya adalah Allah. Tetapi kalau yang memberikan perintah itu orang-orang amerika, maka apa yang dapat mereka lakukan adalah patuh dan melaksanakan segala perintah.



Walaupun demikian, di mesir telah tersusun sebuah panitia yang terdiri dari guru-guru besar hokum Islam di universitas, sebahagian pemuka al-Azhar, beberapa orang Pasha, untuk mempelajari masalah solidaritas sosial dalam Islam, terutama masalah zakat, bukan untuk mencari keridhaan Allah, bukan untuk kepentingan tanah air, tetapi untuk mencari keridhaan orang-orang amerika, dan untuk kepentingan Pusat Studi Kemasyarakatan.



Disinilah mulai tampak bahayanya. Orang-orang amerika kalau mereka benar-benar mengetahui hakekat solidaritas sosial dalam Islam tentulah mereka akan memaksakannya untuk seluruh timur tengah, karena mereka tidak akan menemui suatu penghalang yang lebih kuat dari itu dalam menghadapi komunisme. Solidaritas dalam Islam mewajibkan kewajiban-kewajiban tertentu terhadap harta benda. Ada hak-hak yang harus di laksanakannya. Dunia mengakui hak hidup untuk jutaan orang. Tanpa ini maka leher akan putus-putus. Karena itu harus segala sesuatunya di mobilisir untuk kepentingan amerika. Teks-teks harus di putar-putar. Kewajiban yang dibebankan Islam atas harta benda harus di ringankan. Karena itu panitia itu harus mengeluarkan putusannya tentang zakat dengan warna yang pucat yang hanya menyinggung masalah-masalah yang tidak pokok. Ia hanya boleh menyentuh harta benda dengan tangan yang di balut sutera.



Kalau persoalannya adalah persoalan Allah dan agama, maka itu akan mudah sekali, tetapi persoalannya sekarang adalah persoalan orang amerika. Apa yang ditetapkan hokum Islam berbeda dengan apa yang di tetapkan Pusat Studi Kemasyarakatan. Pusat itu tidak harus mengetahui rahasia Islam yang tidak diketahuinya. Kalau memang begitu tentulah akan diwajibkannya kepada pemeluk agama Islam.



Tetapi beberapa orang anggota Panitia yang keras kepala dan sombong, yang tidak tahu bagaimana menyembunyikan teks-teks agama, dan tidak tahu bagaimana caranya percaya kepada sebagian Al-Qur’an dan tidak percaya kepada sebagian yang lain, dan tidak tahu pula bagaimana caranya menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, maka mereka ini masih saja bersikeras untuk memperlihatkan kepada orang-orang amerika rahasia yang penting ini, sedangkan anggota-nggota yang lain menolak dengan keras pula pendapat yang pertama ini. Hanya Tuhanlah yang tahu bagaimana masalah ini nantinya.



Hal ini adalah suatu hal yang menggelikan, malah suatu tragedy. Tetapi yang baik tentang hal ini adalah bahwa Islam itu mempunyai penolong-penolongnya, yaitu orang-orang yang hanya berusaha sendirian untuknya, dan dengan itu pula mereka menghadapi penjajahan, kediktatoran dan komunisme. Para pendukung Islam mengetahui bahwa Islam itu harus memerintah dahulu sebelum dapat memberikan buahnya secara sempurna. Para pendukungnya ini tidak dapat ditipu oleh persahabatan kaum salib yang dimasukkan ke dalam Islam, padahal mereka telah memerangi Islam itu semenjak Sembilan ratus tahun.



Para pendukung Islam ini tidak menuntut atas nama Islam karena keinginan berbuat baik dan amal santunan. Tetapi mereka menuntutnya atas nama keadilan sosial yang lengkap dan menyeluruh. Mereka tidak menjadikan Islam itu sebagai alat untuk memberikan jasa kepada penjajahan dan kediktatoran. Dengan Islam itu mereka ingin untuk menciptakan keadilan, kemuliaan dan ketinggian martabat. Mereka tidak menjadikan Islam itu sebagai tirai bagi suatu propaganda, tetapi mereka menjadikannya sebagai tameng dalam berjuang untuk menegakkan kebenaran dan mencari ketinggian.



Tetapi peranan biro iklan yang mengiklankan Islam dewasa ini, orang-orang yang memperjual-belikan agama di segenap penjuru Timur Tengah, orang-orang yang mencari keuntungan dengan jalan mempermainkan Islam, seperti yang dilakukan pawing ular, maka semua mereka ini adalah ibarat buih yang akan hilang sirna dengan sendirinya, kalau masa pasang naik itu telah dating. Pasang naik itu akan dating jauh lebih cepat dari yang diperkirakan kebanyakan orang. Mereka memandangnya sebagai suatu hal yang jauh sekali, sedangkan kita melihatnya sebagai suatu hal yang dekat sekali.

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.” (QS An-Nuur : 55)

*Sumber: buku BEBERAPA STUDI TENTANG ISLAM – Sayyid Qutb*