Pages

Sunday, February 6, 2011

“Seorang Guru Wanita di Masa Rasulullah”

Asy-Syifa’ binti  ‘Abdullah

NAMA DAN NASAB
Dia adalah Asy-Syifa binti Abdullah bin Abdu Syams bin Khalaf bin Saddad bin ‘Abdullah bin Qarth bin Razzah bin ‘Adi bin Ka’ab dari suku Quraisy Al-Adawiyah.

KEISLAMAN
Asy- Syifa binti ‘Abdullah masuk islam sebelum hijrah. Ia termasuk muhajirah angkatan pertama yang berbaiat kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Dia termasuk wanita yang disebut di dalam firman Allah:
Wahai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk berbai’at bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatupun dengan Allah, tidak akan mencuri, tidak berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuatg dusta yang mereka ada-adakan antara tanagn dan kaki mereka,  dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang ma’ruf, maka terimalah bai’at mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.” (QS: Al-Mumtahanah [60] :12)

SIFAT BELIAU
Asy- Syifa binti ‘Abdullah adalah wanita yang cerdas, memiliki banyak kelebihan, merupakan salah satu tokoh islam yang menonjol, dan di dalam dirinya terhimpun pengetahuan keimanan dan keimanan. Dia merupakan sedikit di antara wanita Makkah yang pandai membaca dan menulis pra-Islam. Setelah masuk islam, dialah yang mengajari para wanita muslimah dengan tujuan agar mendapat balasan dan pahala dari Allah. Sejak itulah ia menjadi guru di zaman Rasulullah. Di antara muridnya adalah Hafshah binti ‘Umar bin Khaththab, istri Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.


Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam meminta Asy-Syifa untuk mengajarkan Hafshah tulis menulis dan pengobatan dengan ruqyah. Ia berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah datang menemaniku saat aku sedang bersama Hafshah, lalu beliau berkata kepadaku:

الا تعلمين هذه رقية النملة كما علمتيها الكتابة
“Tidakkah engkau mengajarinya cara meruqyah penyakit namlah sebagaimana engkau mengajarinya tulis menulis? [1]
Asy-Syifa adalah wanita beruntung karena mendapat perhatian dari Rasulullah. Beliau memberinya sebuah rumah khusus di Madinah yang berdekatan dengan para penderita penyakit gatal. Dia menempati rumah tersebut bersama anaknya Sulaiman. Asy-Syifa juga banyak belajar hadits dari beliau untuk memahami masalah-masalah agama dan keduniaan. Dengan berbekal pengetahuan inilah, ia mendakwahkan islam dan memberi nasihat kepada masyarakat.
Asy-Syifa tidak pernah mengenal lelah dalam memperbaiki kesalahan. Sepeninggal Rasulullah, Asy-Syifa tetap memperhatikan keadaan kaum muslimin dan memuliakan mereka sampai ia wafat pada tahun ke-20 Hijriyah. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada AsySyifa’ binti ‘Abdullah, seorang wanita yang telah mempersembahkan yang terbaik kepada masyarakat berupa ilmu dan pengetahuan agama. Dia merupakan teladan yang baik bagi muslimah. Asy-Syifa tidak bakhil membagi pengetahuan dan lainnya dalam rangka menegakkan aqidah dengan niat semata-mata mengharap ridha dari Allah.

0 komentar:

Post a Comment